DASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN
“
PENGELOLAAN KELAS DAN PENGAJARAN”
MAKALAH
DOSEN PENGAMPUH:
“ SARMADAN. S.Pd.,M.Pd”
Oleh tiwi
Nim a1a113049
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA
2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Guru
merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah filsafah yang
sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai
pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi
atau arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas
adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau
kelas. Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam
bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu
anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak.
Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas
saja untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga
merupakan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta
kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menuju sebuah
cita-cita luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan
keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
Untuk
melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses
belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak
kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar
disekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar
dan melatih tapi juga bagaimana guru dapat mebaca situasi kelas dan kondisi
siswanya dalam menerima pelajaran.
Untuk
meningkatkan peran guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa,
maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akanmampu mengelola kelas. Karena kelas merupakan lingkungan belajar serta
merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir.
Lingkungan ini oerlu diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan-tujuan pendidikan.
Pengelolaan
kelas adalah semua upaya dan tindakan guru membina, memobilisasi, dan
menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efektif untuk
menciptakan kondisi atau menyeleseikan problema kelas agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung wajar.
Suatu
kondisi belajar optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan dalam
mencapai tujuan pengajaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari latar beakang di atas adalah:
1. Pengertian dari pengelolaan kelas
2. Tujuan dari mengelola kelas
3. Komponen mengelola kelas
4. Prinsip-prinsip mengelola kelas
5. Sistem pengelolaan kelas
6. Peranan Pendidik dalam Pengelolaan
Kelas
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian
pengelolaan kelas agar kita dapat
2. Untuk mengetahui lebih jelas dan
tepat tentang tujuan pengelolaan kelas agar kita dapat mengolah kelas dengan
baik hingga proses belajar mengajar mencapai tujuan yang ingindicapai.
3. Untuk mengetahui komponen-komponen pengelolaan
kelas.
4. Untuk mengetahui system pengelolaan
kelas.
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip
pengelolaan kelas. Dalam prinsip-prinsip pengelolaan kelas, kita di harapkan
mampu disiplin dan berpedoman kepada prinsip-prinsip pengelolaan kelas agar
dalam proses belajar mengajar bisa lebih berkualitas.
6. Untuk memperjelas bagaimana peranan
pendidik dalam mengolah kelas.dalam hal ini, pendidik di tuntut untuk mengolah
kelas yang efektif dan efesien dalam meningkatkan mutu belajar peserta didik.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengertian
Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas (classroom management )
berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga
pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach ),
pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah
laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut.
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach)
pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa,
guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan
disiplin secara ketat (
weber ).
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah
upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk
melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi
guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan
aktifitas di dalam kelas. Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku.
Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan
tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan
memfasilitasi perubahan prilaku yang bersifat positif dari siswa dan dan
berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki prilaku
negative yang dilakukan oleh siswa. Keterampilan mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan megembalikan ke kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara
mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.
B.
Tujuan Pengelola Kelas
Penggunaan
komponen pengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk siswa maupun untuk guru.
Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan untuk siswa
1) Mendorong siswa mengembangkan
tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar untuk
mengendalikan dirinya.
2) Membantu siswa mengerti akan arah
tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan
teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Menimbulkan rasa berkewajiban
melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan
aktivitas-aktivitas kelas.
b. Tujuan untuk guru
1) Mengembangkan pengertian dan
keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah
pelajaran secara tepat dan baik.
2) Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan
siswa dan mengembangkan kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas
kepada siswa.
3) Memberikan respon secara efektif
terhadap tingkah laku yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan
serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat
digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang
berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas.
Sehubungan
dengan itu, maka tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas
yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuan secara optimal;
2. Mempertahankan keadaan yang stabil
dalam suasana kelas, sehingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar
dapat dieleminir;
3. Menghilangkan berbagai hambatan dan
pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar;
4. Mengatur semua perlengkapan dan
peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas;
5. Melayani dan membimbing perbedaan
individual peserta didik..( Mulyani dan Johar, 1988 )
C.
Komponen Keterampilan Pengelola Kelas
Keterampilan
mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :
1. Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
1) Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan
tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka.
Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan
ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti
berikut:
a. Memandang Secara Saksama Memandang
secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandangan
serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru
untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa
persahabatan.Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas
dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap
kelompok maupun individu.
b. Memberikan Pernyataan Pernyataan
guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan, baik
berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi kepada
siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar
serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari
adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang
mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai
kalian diam”.
a. Gerak Mendekati Gerak guru dalam
posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan
perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak
mendekati hendaklah dilakuan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti,
mengancam, atau member kritikan dan hubungan. Hal ini menunjukkan kesiapan,
minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi
kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah.
b. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan
Dan Ketakacuan Siswa Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau
menunjukkan ketakacuhan, guru dapat member reaksi dalam bentuk teguran. Dengan
adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan
pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. Teguran
haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula
sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
2) Membagi Perhatian Pengelolaan kelas
yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut :
a. Visual Hal ini mennjukkan perhatian
terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya
dengan kelompok siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor
kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi
komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b. Verbal Guru dapat memberikan
komentar, penjelasan, pernyataan, dan sebagainya terhadap aktivitas seorang
siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain. Penggunaan teknik visual
maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3) Memusatkan Perhatian Keterlibatan
siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu guru mampu
memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara :
a. Menyiagakan Siswa Menciptakaan
suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topik
pelajarannya. Bertujuan untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa.
Misalnya : “ coba anak -anak, semuanya memperhatikan
dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah
mana yang tanahnya gersang.
b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa Hal
ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab
yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-tugas. Misalnya
dengan meminta kepada siswa untuk memperagakan, melaporkan, dan memberirespons.
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat
penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa
4) Memberikan Petunjuk yang Jelas Hal
ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat
dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari pada siswa. Petunjuk
yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak
membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
5) Menegur Apabila terjadi tingkah laku
siswa yang menggangu kelas atau kelompok dalaam kelas, hendaklah guru
menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa
yang mengganggu serta pada tingkah lakunya yang menyimpang
b) Menghindari peringatan yang kasar
dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.
c) Menghindari ocehan atau ejekan guru
atau yang berkepanjangan
d) Guru dan siswa lebih baik mengadakan
kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan
6) Memberi Penguatan Komponen ini
digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan
pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a) Guru dapat memberikan penguatan
kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan ”menangkapnya” ketika ia
melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia
melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia
melakukan tindak an yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar
tadi dapat terulang.
b) Guru dapat memberikan berbagai
komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada
siswa yang lain untuk menjdi teladan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan
pengembalian kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan
respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar
guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang
walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat
meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap
problema siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku
siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam
tugas di kelas. Strategi tersebut adalah :
a. Modifikasi tingkah laku. Guru
hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan
dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasiakan
pemberian penguatan secara sistematis.
b. Guru dapat menggunakan pendekatan
pemecahan masalah kelompok dengan cara :
a) Guru sebagai demonstrator
dapat diasumsikan guru sebagai
tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b) Guru Sebagai Evaluator .
Evaluator atau menilai sangat
penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada
akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran
ada beberapa tingkatan antara lain :
1. Mengetahui
2. Mengerti
3. Mengaplikasikan
4. Analisis
5. Sintesis (analisis dalam berbagai
sudut)
6. Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan
sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu
point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran
yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi.
Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik.
Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses
evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
c) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa
kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan
pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak
didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa
belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang
tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar
bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu
apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran
d) Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat
menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan
lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus
dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan
menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam
merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang
harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap
dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak
sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
D.
Sistem Pengolahan Kelas
Mengelola
kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang direncanakan bukan
keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang
guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala
sekolah dan disitu ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali merasa bahwa
hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi pelanggaran serupa
oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian, ia
bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten
biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong
guru dari dilema-dilema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa
perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan
ganjaran atau tidak.
1. Teknik
mendekati
Bila seorang siswa mulai
bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari
perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat
berefek preventif.
2. Teknik
memberikan isyarat
Apabila siswa berbuat
penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat
tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik
mengadakan humor.
Jika insiden itu kecil,
setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru
akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan
kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik tidak
mengacuhkan.
Untuk menerapkan cara ini guru harus
lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa
untuk di perhatikan.
5. Teknik yang
keras.
Guru dapat menggunakan
teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang
jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik
mengadakan diskusi secara terbuka.
Bila kenakalan di kelas mulai
bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan
pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan
menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik
memberikan penjelasan tentang prosedur
Kadang-kadang masalah kedisiplinan
ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru berasumsi
bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang
hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8. Mengadakan
analisis.
Kadang-kadang terjadi hampir terus
menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya
dan mengurangi keresahan siswanya.
9. Mengadakan
perubahan kegiatan.
Apabila gangguan dikelas meningkat
jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang
anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan
ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan
mereka.
10. Teknik
menghimbau.
Kadang-kadang guru sering
mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa
memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung
untuk tidak menggubrisnya.
E.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Prinsip
adalah asas, dasar, acuan, panduan atau pedoman bagi sesorang untuk melakukan
tindakan atau perbuatan yang dianggap atau diyakininya benar terhadap sesuatu
hal. Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru dapat melaksanakan
tugas-tugas pengelolaan kelas dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Kehangatan dan keantusiasan.
Guru yang hangat dengan anak didik
selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil
dalam mengimplimentasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan.
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara
kerja atau bahan dengan sajian yang menantang akan meningkatkan gairah dan
menarik perhatian anak didik untuk belajar, sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi.
Penggunaan alat atau media, atau
alat bantu, gaya mengajar, dan pola interaksi akan mengurangi munculnya
gangguan dan meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya
bervariasi, sesuai dengan kebutuhan sesaat, merupakan kunci tercapinya
pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan dalam proses belajar
mengajar
4. Keluwesan.
Apabila guru mendapatkan hambatan
dalam perilaku peserta didik, guru dapat merubah strategi mengajarnya.
Perubahan strategi mengajar ini memungkinkan untuk dapat menghilangkan gangguan
dalam belajar serta menciptakan iklim mengajar yang efektif.
5. Menekankan hal-hal positif.
Pada dasarnya mengajar dan mendidik
menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada
hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang
dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru
untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses interaksi
educatif.
6. Tanamkan disiplin diri.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas
adalah anak didik dapatmengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu guru
sebaiknya mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri dan menjadi
teladan dalam pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
F.
Peranan Pendidik dalam Pengelolaan Kelas
Peran guru
sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru merupakan sentral serta sumber
kegiatan belajar mengajar. Guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam
mengelola kelas, karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan
kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya.
Dalam
kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus
dilakukan sebagai berikut:
1. Peran Guru Sebagai Pengajar
(Instructional)
Peran ini mewajibkan guru
menyampaikan sejumlah materi pelajaran yang berupa informasi, fakta serta tugas
dan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus
menguasai materi pelajaran, metode mengajar dan teknik-teknik evaluasi. Dalam
peran ini guru dianggap sebagai sumber informasi dan sumber belajar utama. Oleh
karena itu guru harus selalu menambah dan memperluas wawasannya dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Dalam melaksanakan perannnya sebagai
pengajar hal-hal yang harus dilakukan oleh guru adalah menyusun program
pengajaran, membuat persiapan mengajar, menyiapkan alat peraga, merencanakan
dan menyiapkan alat evaluasi, mengatur ruang kelas dan tempat duduk siswa.
2. Peran Guru Sebagai Pendidik
(Educational)
Selain ditugaskan sebagai pengajar
guru juga diberikan tugas sebagai pendidik yaitu mengantarkan siswa menjadi
manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur. Dalam hal ini peranan guru dalam pembentukan
sikap, mental dan watak sangat dominan. Dalam arti kata lain guru akan
diposisikan menjadi orang tua kedua yaitu pengganti orang tua siswa di sekolah.
Oleh sebab itu guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku,
ketertiban dan kedisiplinannya. Disamping itu guru juga harus bisa
mengkondisikan dirinya sebagai panutan bagi semua siswa yang dididiknya.
Seperti kata pepatah ”guru kencil berdiri murid kencing berlari”.
3. Peran Guru Sebagai Pemimpin
(Managerial)
Peran ini bukan saja pada saat
proses belajar mengajar berlangsung tetapi juga sebelum dan sesudah pelajaran
berlangsung. Guru adalah pemimpin dan penanggung jawab utama di kelasnya. Oleh
karen aitu yang terjadi di kelas dan yang berkaitan dengan siswa secara
langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru. Sehubungan dengan itu
guru harus banyak tahu tentang latar belakang siswa-siswanya, baik segi sosial,
ekonomi maupun budaya.
Sebagai pemimpin kelas guru harus
mengadakan hubungan dengan sekolah lain, masyarakat sekitar termasuk dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungannya.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas
yangdilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar-mengajar agar dicapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk
menciptakan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Ada beberapa langka dalam pengelolaan kelas, setidaknya ada delapan
langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas
dengan baik.
Tujuan pengelolaan kelas adalah berjalannya proses belajar
mengajar dengan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam mengolah
kelas, guru diharapkan mampu mengidentifikasi cara-cara mengolah kelas.
Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen,
yaitu :
1. Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
2. Keterampilan yang berhubungan dengan
pengembalian kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan
respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar
guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal.
Prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan.
2. Tantangan.
3. Bervariasi.
4. Keluwesan.
5. Menekankan hal-hal positif.
6. Tanamkan disiplin diri.
Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa
peran guru yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Peran Guru Sebagai Pengajar (Instructional)
2. Peran Guru Sebagai Pendidik
(Educational)
3. Peran Guru Sebagai Pemimpin
(Managerial)
Sistem Pengolahan Kelas :
1. Teknik mendekati
2. Teknik memberika isyarat
3. Teknik
mengadakan humor.
4. Teknik tidak
mengacukan
5. Teknik tidak
keras
6. Teknik
mengadakan diskusi secara terbuka.
7. Teknik
memberikan penjelasan tentang prosedur
8. Teknik
megandakan analisis
9. Mengadakan
perubahan kegiatan.
10. Teknik menghimbau
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
1. Kehangatan
dan keantusiasan
2. Tantangan
3. Bervariasi
4. Keluwesan
5. Menakankan
hal-hal positif
6. Tanamkan
disiplin diri
Peranan Pendidik dalam Pengelolaan
Kelas
1. Peran Guru Sebagai Pengajar
(Instructional)
2. Peran Guru Sebagai Pendidik
(Educational)
3. Peran Guru Sebagai Pemimpin
(Managerial)
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan
pembelajaran
.Bandung: Rosda Karya Popham, W.
James. 1992. Teknik mengajar secara sistematis Jakarta: Rineka Cipta.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1926813-peran-guru-pada-pengelolaan-kelas/#ixzz1PeR36iG5. Mks. 18 Juni 2011
Abu Ahmadi, dan Ahmad Rohani. Pedoman Penyelenggaraan
Administrasi Pendidikan Sekolah. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Cet. VI:
Bandung: Rosda Karya, 1995.
Hadi, Sutrisno. Methodologi Research. Jilid I.
Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1992.
-
See more at:
http://pustakaazham.blogspot.com/2012/04/makalah-pengelolaan-pengajaran-dalam.html#sthash.MIdp2hwz.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar