Minggu, 03 Juli 2016

Pengelolaan Kelas Dan Pengajaran



DASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN
“ PENGELOLAAN KELAS DAN PENGAJARAN”


MAKALAH

DOSEN PENGAMPUH:
“ SARMADAN. S.Pd.,M.Pd”

Oleh tiwi
Nim a1a113049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA
2015
BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah filsafah yang sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin  pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi atau arti sempit guru yang  berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang yang  bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas saja untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga merupakan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan  perkembangan anak didiknya menuju sebuah cita-cita luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar disekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tapi juga bagaimana guru dapat mebaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.
Untuk meningkatkan peran guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akanmampu mengelola kelas. Karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. Lingkungan ini oerlu diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
Pengelolaan kelas adalah semua upaya dan tindakan guru membina, memobilisasi, dan menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efektif untuk menciptakan kondisi atau menyeleseikan problema kelas agar proses belajar mengajar dapat  berlangsung wajar.
Suatu kondisi belajar optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan dalam mencapai tujuan pengajaran.
      B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar beakang di atas adalah:
1.      Pengertian dari pengelolaan kelas  
2.      Tujuan dari mengelola kelas
3.      Komponen  mengelola kelas
4.      Prinsip-prinsip mengelola kelas
5.      Sistem pengelolaan kelas
6.      Peranan Pendidik dalam Pengelolaan Kelas
      C.   Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas agar kita dapat
2.      Untuk mengetahui lebih jelas dan tepat tentang tujuan pengelolaan kelas agar kita dapat mengolah kelas dengan baik hingga proses belajar mengajar mencapai tujuan yang ingindicapai.
3.      Untuk mengetahui komponen-komponen pengelolaan kelas.
4.      Untuk mengetahui system pengelolaan kelas.
5.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Dalam prinsip-prinsip pengelolaan kelas, kita di harapkan mampu disiplin dan berpedoman kepada prinsip-prinsip pengelolaan kelas agar dalam proses belajar mengajar bisa lebih berkualitas.
6.      Untuk memperjelas bagaimana peranan pendidik dalam mengolah kelas.dalam hal ini, pendidik di tuntut untuk mengolah kelas yang efektif dan efesien dalam meningkatkan mutu belajar peserta didik.


























BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas (classroom management ) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach ), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut.
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (
weber ).
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas. Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilaku yang bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan megembalikan ke kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.

B.     Tujuan Pengelola Kelas
Penggunaan komponen pengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk siswa maupun untuk guru.
Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.       Tujuan untuk siswa
1)      Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
2)      Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan  bukan kemarahan.
3)      Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
b.      Tujuan untuk guru
1)      Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran  penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
2)      Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
3)      Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas.
Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuan secara optimal;
2.      Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dieleminir;
3.      Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar;
4.      Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual  peserta didik dalam kelas;
5.      Melayani dan membimbing perbedaan  individual peserta didik..( Mulyani dan Johar, 1988 )
C.    Komponen  Keterampilan Pengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :
1.      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
1)      Menunjukkan Sikap Tanggap Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut:
a.       Memandang Secara Saksama Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandangan serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam  pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa  persahabatan.Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.  
b.      Memberikan Pernyataan Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan,  baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
a.       Gerak Mendekati Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakuan secara wajar,  bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau member kritikan dan hubungan. Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah.
b.      Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketakacuhan, guru dapat member reaksi dalam bentuk teguran. Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat  pula sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
2)      Membagi Perhatian Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada  beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a.       Visual Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b.      Verbal Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan, dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3)      Memusatkan Perhatian Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara :
a.       Menyiagakan Siswa Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topik pelajarannya. Bertujuan untuk menghindari penyimpangan  perhatian siswa.
Misalnya : “ coba anak -anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b.      Menuntut Tanggung Jawab Siswa Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-tugas. Misalnya dengan meminta kepada siswa untuk memperagakan, melaporkan, dan memberirespons. Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat  perhatian siswa
4)      Memberikan Petunjuk yang Jelas Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari pada siswa. Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
5)      Menegur Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau kelompok dalaam kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta pada tingkah lakunya yang menyimpang  
b)      Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung  penghinaan.
c)      Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d)     Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan
6)      Memberi Penguatan Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a)      Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan ”menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindak an yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.  
b)      Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang  bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.
2.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang  berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa. Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap  problema siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut adalah :
a.       Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasiakan pemberian penguatan secara sistematis.
b.      Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :
 
a)      Guru sebagai demonstrator
dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)      Guru Sebagai Evaluator .
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap  pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat  pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
1.      Mengetahui
2.      Mengerti
3.      Mengaplikasikan
4.      Analisis
5.      Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
6.      Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan  psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
c)      Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi  belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan  pembelajaran
d)     Guru Sebagai Fasilitator 
 Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember  belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.


D.    Sistem Pengolahan Kelas
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala sekolah dan disitu ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru  berbuat seperti itu lagi? Jika demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong guru dari dilema-dilema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu  bahwa perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.

1.      Teknik mendekati
 Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
2.      Teknik memberikan isyarat
 Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3.      Teknik mengadakan humor.
 Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana  baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4.      Teknik tidak mengacuhkan.
Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5.      Teknik yang keras.
 Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
6.      Teknik mengadakan diskusi secara terbuka.
Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7.      Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur
Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru  berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan  peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8.      Mengadakan analisis.
Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
9.      Mengadakan perubahan kegiatan.
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika  biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
10.  Teknik menghimbau.
Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.

E.     Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Prinsip adalah asas, dasar, acuan, panduan atau pedoman bagi sesorang untuk melakukan tindakan atau perbuatan yang dianggap atau diyakininya benar terhadap sesuatu hal. Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru dapat melaksanakan tugas-tugas pengelolaan kelas dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Kehangatan dan keantusiasan.
Guru yang hangat dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplimentasikan pengelolaan kelas.
2.      Tantangan.
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan dengan sajian yang menantang akan meningkatkan gairah dan menarik perhatian anak didik untuk belajar, sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.      Bervariasi.
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar, dan pola interaksi akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi, sesuai dengan kebutuhan sesaat, merupakan kunci tercapinya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan dalam proses belajar mengajar
4.      Keluwesan.
Apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, guru dapat merubah strategi mengajarnya. Perubahan strategi mengajar ini memungkinkan untuk dapat menghilangkan gangguan dalam belajar serta menciptakan iklim mengajar yang efektif.
5.      Menekankan hal-hal positif.
Pada dasarnya mengajar dan mendidik menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses interaksi educatif.
6.      Tanamkan disiplin diri.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapatmengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu guru sebaiknya mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri dan menjadi teladan dalam pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

F.     Peranan Pendidik dalam Pengelolaan Kelas
Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas, karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya.
Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus dilakukan sebagai berikut:
1.    Peran Guru Sebagai Pengajar (Instructional)
Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran yang berupa informasi, fakta serta tugas dan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus menguasai materi pelajaran, metode mengajar dan teknik-teknik evaluasi. Dalam peran ini guru dianggap sebagai sumber informasi dan sumber belajar utama. Oleh karena itu guru harus selalu menambah dan memperluas wawasannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Dalam melaksanakan perannnya sebagai pengajar hal-hal yang harus dilakukan oleh guru adalah menyusun program pengajaran, membuat persiapan mengajar, menyiapkan alat peraga, merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi, mengatur ruang kelas dan tempat duduk siswa.
2.    Peran Guru Sebagai Pendidik (Educational)
Selain ditugaskan sebagai pengajar guru juga diberikan tugas sebagai pendidik yaitu mengantarkan siswa menjadi manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur. Dalam hal ini peranan guru dalam pembentukan sikap, mental dan watak sangat dominan. Dalam arti kata lain guru akan diposisikan menjadi orang tua kedua yaitu pengganti orang tua siswa di sekolah. Oleh sebab itu guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku, ketertiban dan kedisiplinannya. Disamping itu guru juga harus bisa mengkondisikan dirinya sebagai panutan bagi semua siswa yang dididiknya. Seperti kata pepatah ”guru kencil berdiri murid kencing berlari”.
3.    Peran Guru Sebagai Pemimpin (Managerial)
Peran ini bukan saja pada saat proses belajar mengajar berlangsung tetapi juga sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung. Guru adalah pemimpin dan penanggung jawab utama di kelasnya. Oleh karen aitu yang terjadi di kelas dan yang berkaitan dengan siswa secara langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru. Sehubungan dengan itu guru harus banyak tahu tentang latar belakang siswa-siswanya, baik segi sosial, ekonomi maupun budaya.
Sebagai pemimpin kelas guru harus mengadakan hubungan dengan sekolah lain, masyarakat sekitar termasuk dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungannya.




















BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
*      Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas yangdilakukan oleh  penanggungjawab kegiatan belajar-mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan  pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa langka dalam pengelolaan kelas, setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik.
*      Tujuan pengelolaan kelas adalah berjalannya proses belajar mengajar dengan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam mengolah kelas, guru diharapkan mampu mengidentifikasi cara-cara mengolah kelas.
*      Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :
1.      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
2.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang  berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
*      Prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut:
1.    Kehangatan dan keantusiasan.
2.    Tantangan.
3.    Bervariasi.
4.    Keluwesan.
5.    Menekankan hal-hal positif.
6.    Tanamkan disiplin diri.
*      Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus dilakukan sebagai berikut:
1.    Peran Guru Sebagai Pengajar (Instructional)
2.    Peran Guru Sebagai Pendidik (Educational)
3.    Peran Guru Sebagai Pemimpin (Managerial)
*      Sistem Pengolahan Kelas :
1.      Teknik mendekati
2.      Teknik memberika isyarat
3.      Teknik mengadakan humor.
4.      Teknik tidak mengacukan
5.      Teknik tidak keras
6.      Teknik mengadakan diskusi secara terbuka.
7.      Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur
8.      Teknik megandakan analisis
9.      Mengadakan perubahan kegiatan.
10.  Teknik menghimbau
*      Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
1.      Kehangatan dan keantusiasan
2.      Tantangan
3.      Bervariasi
4.      Keluwesan
5.      Menakankan hal-hal positif
6.      Tanamkan disiplin diri
*      Peranan Pendidik dalam Pengelolaan Kelas
1.      Peran Guru Sebagai Pengajar (Instructional)
2.      Peran Guru Sebagai Pendidik (Educational)
3.      Peran Guru Sebagai Pemimpin (Managerial)




DAFTAR PUSTAKA

*      Majid, Abdul. 2005. Perencanaan pembelajaran
*      .Bandung: Rosda Karya Popham, W. James. 1992. Teknik mengajar secara sistematis Jakarta: Rineka Cipta.
*      Abu Ahmadi, dan Ahmad Rohani. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
*      Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Cet. VI: Bandung: Rosda Karya, 1995.
*      Hadi, Sutrisno. Methodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1992.
*      - See more at: http://pustakaazham.blogspot.com/2012/04/makalah-pengelolaan-pengajaran-dalam.html#sthash.MIdp2hwz.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar