Senin, 11 Juli 2016

Sosiolinguistik " Ahli Kode dan Campur Kode "



Berikut akan saya paparkan tentang pengertian dan contoh dari Ahli Kode dan Campur Kode dalam Sosiolinguistik. Ini merupakan tugas mata kuliah Sosiolinguistik sewaktu saya duduk disemester empat, tugas ini ingin ku share kepada teman-teman sekalian supaya lebih memudahkan dan memahami kalian khususnya saya mengenai apa yang dimaksud dengan Ahli Kode dan Campur Kode. Saya harap teman-teman dapat bisa dan lebih memahami pengertian mengenai Ahli Kode dan Campur Kode dan diharapkan kepada pembaca buatlah contoh Ahli Kode dan campur kode sesuai dengan suku kalian atau bahasa yang kalian gunakan dikampung halaman kalian, agar kita dapat saling mengenal dan mengetahui bagaimana bahasa dari masing-masing daerah kita, ok? Kalau sudah share yah keteman-teman yang lain.
Disni saya menggunakan dialek dengan dua bahasa, yang pertama bahasa Tolaki dan Bahasa Indonesia, disini perlu saya jelaskan bahwa sebenarnya bahasa Tolaki yang saya gunakan bukan asli bahasa saya, hanya saya tinggal di daerah suku Tolaki jadi saya berinisiatif untuk belajar bahasa Tolaki, contoh dibawah ini saya buat sendiri tetapi saya terjemahkan kedalam bahasa Tolaki ini dari teman kuliah saya yang kebutulan dia asli Tolaki dimana tempat tinggal saya berada sekarang ini, yaitu di Kota Sulawesi Tenggara, Kab Kolaka, Kec Pomalaa, Kel Dawidawi.
Berikut pembahasannya:

1. Alih Kode
 Alih kode atau code switching adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain dalam suatu peristiwa tutur. Misalnya, penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa Inggris. Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (language dependency) dalam masyarakat multilingual. Dalam alih kode masing-masing bahasa cenderung masih mendukung fungsi masing-masing dan  masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya.
Nababan (1984:31) menyatakan bahwa konsep alih kode ini mencakup juga kejadian pada waktu kita beralih dari satu ragam bahasa yang satu ke ragam yang lain. Misalnya, ragam formal ke ragam santai, dari kromo inggil (bahasa jawa) ke bahasa ngoko dan lain sebagainya. Kridalaksana (1982:7) mengemukakan bahwa penggunaan variasi bahasa lain untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain, atau karena adanya partisipasi lain disebut alih kode. Holmes (2001:35) menegaskan bahwa suatu alih kode mencerminkan dimensi jarak sosial, hubungan status, atau tingkat formalitas interaksi para penutur.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alih kode merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan  peran dan situasi. Alih kode menunjukkan adanya saling ketergantungan antara fungsi kontekstual dan situasional yang relevan dalam pemakaian dua bahasa atau lebih.

*      Contoh 1

Penutur I          : “Sudah lama di Bandung, Pak?”
Penutur II        : “Lama juga, dari sejak kuliah.”
Penutur I          : “Dulu SMAnya memang di mana?”
Penutur II        : “Di Kolaka.”
( Tiba-tiba Penutur I beralih ke bahasa Tolaki setelah mengetahui Penutur II mengetahui tempat asalnya )
Penutur I        : “Aso kambomiu pera“
                           ( kita satu kampung itu )
Penutur II        : “Humbe poiya'amu ikeni ?”
                           ( Dimana kamu tinggal disini )
Penutur I        : “Ikeni inaku mo'iya i'kandari”
                          ( disini saya tinggal dikendari )

*      Contoh 2

Penutur I          : “ Mbakoe i hawi i putri pekakei pak la'alu.“
                            ( Kenapa kemarin Putri dipanggil sama Pak La'Alu )
Penutur II
         : “ Oo..hanu bara la'a tugas no konohari pasipolei nilai no..”
                            ( Ooo katanya masalah tugas, ada yang tidak tuntas nilainya )
Penutur I.
         : " inae ? "
                            ( siapa ? )
Penutur II.
        : " Vika i'yamu teninggei iro'o oho.. "
                            ( Vika, jangan kamu kasih tau dia nah?)

 Penutur III datang, lalu beralih ke bahasa indonesia

Penutur III
       : "Apa yang kalian bikin disini?"
Penutur I
          : "Duduk-duduk"

*      Contoh 3
Penutur 1         : "cewek. Boleh kenalan?"
Penutur 2
         : "iya."
                          (Bersalaman)
Penutur 1
         : "Rian"
Penutur 2
         : "Saya Tiwi"
Penutur 1
         : "Tinggal dimana?"
Penutur 2
         : "Di daerah Dawidawi."
Penutur 1
         : "Asli mana?"
Penutur 2
         : "Kendari."
Penutur
1         : "Berarti inggito aso kambo, inaku to'onggu ari kandari"
                       
     ( berarti kita satu kampung, saya juga dari kendari)
Penutur 2.      : " o iye"
                         (Iya)
Penutur 1      : " Hapo niwai mu i'keni.. "
                          ( Apa yang kamu lakukan disini )
Penutur 2.      : " Keno inaku kuliah,keno inggo'o hapo niwaimu ikeni?? "
                          ( Saya kuliah, kalau kamu apa yang kamu lakukan disini? )
Penutur 1.      : "Modama"
                          ( Kerja )

*      Contoh 4
Penutur 1.      : "Hapo niwai mu i'keni..?"
                         ( apa yang kamu lakukan disini? )
Penutur 2.      : "Inaku la'a mo'oli.."
                         ( Saya lagi belanja )
Penutur 1.      : "Inae walimu leu..?"
                         ( Sama siapa kamu datang?)
Penutur 2.      : "Tantenggu"
                         ( Tante ku )
( Tiba-tiba Tante si penutur  muncul yang dari jakarta lalu beralih kebahasa indonesia)
Penutur 1.      : Lagi belanja apa tante?
Penutur 3.      : ini ,, ( sambil menunjukkan belanjaannya ) 

*      Contoh 5
Penutur 1        : "Saya mau ke rumah sakit besok "
Penutur 2        : "Siapa sakit ? "
Penutur 1        : "Retno "
Penutur 3        : "Saya ikut juga "

( Tiba-tiba penutur 4 muncul yang tidak sengaja mendengar mereka berbicara, dan juga memberitahu mereka menggunakan bahasa tolaki yang )

Penutur 4         : "Modeai i Retno bara mosalaki arino poko pekulei wali no.. "
                       
   ( Katanya Retno mengalami kecelakaan ketika dia ingin mengantarkan  pulang kekasihnya )
Penutur 1
         : " Humbe inggo’o modeai iro’o berita ?"
                        
   (  Dimana kamu dengar berita itu? )
Penutur 4
         : " Ku modeai ari tetanggano, kebetulan tetanggangu keluargano wali no  Retno " ( Saya mendengar dari tetangga, kebetulan tetangga saya keluarga dari kekasih  Retno)

2. Campur Kode
Nababan (1984:32) mengatakan campur kode adalah suatu keadaan berbahasa dimana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak tutur. Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. Sebagai contoh si A berbahasa Indonesia. Kemudian ia berkata “sistem operasi komputer ini sangat lambat”. Lebih lanjut, Sumarsono (2004:202) menjelaskan kata-kata yang sudah mengalami proses adaptasi dalam suatu bahasa bukan lagi kata-kata yang mengalami gejala interfensi, bukan pula alih kode, apalagi campur kode. Dalam campur kode penutur secara sadar atau sengaja menggunakan unsur bahasa lain ketika sedang berbicara. Oleh karena itu, dalam bahasa tulisan, biasanya unsur-unsur tersebut ditunjukkan dengan menggunakan garis bawah atau cetak miring sebagai penjelasan bahwa si penulis menggunakannya secara sadar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa campur kode merupakan penggunaan dua bahasa dalam satu kalimat atau tindak tutur secara sadar.
Kegiatan campur kode untuk tujuan lebih mengakrabkan suasana antara pembicara dan pendengar  juga dapat kita temukan pada kegiatan-kegiatan semi formal,
*      Contoh 1 : misalnya dalam kegiatan ceramah agama Seperti contoh berikut:
Penceramah : “Bapak ibu para jamaah pengajian yang berbahagia, Inaku hormati, Gusti Alloh  senantiasa membuka pintu tobat bagi hambanya yang mau bertaubat… segala    amalan yang kita buat I wonua ino…sebiji jarakpun akan dicatat oleh Gusti
Alloh….”
~ inaku = yang saya
~ I wonua ino= di dunia ini
                   
*      Contoh 2 : misalnya dalam kegiatan belajar mengajar Seperti contoh berikut:
Pak Guru : Assalamualaikum, selamat siang anak-anak ? Bagaimana kabarnya ? seha ?
~ Seha = Sehat

*      Contoh 3 : misalnya dalam kegiatan diskusi antar mahasiswa :
Kelompok I : Tarimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada Ingami. Ingami dari kelompok I Morupokei materi Kami yang berjudul ‘’ sosiolinguistik’’.
~  Tarima kasih= Terima kasih
~  ingami =Kami
~  Morupokei = akan membawakan

*      Contoh 4 : misalnya dalam kegiatan Tanya jawab dalam forum resmi :
Penutur : perkenalkan, Tamonggu Tiwi, saya ingin bertanya bagaimana pendapat bapak tentang pergaulan sex zaman sekarang ? apa yang harus kita mowai, agar anak cucunggu tidak terjerumus oleh pergaulan bebas ?
~  Tamonggu = nama saya
~ Mowai  = lakukan
~ cucunggu = Cucu kita

*      Contoh 5 : misalkan dalam kegiatan melamar pekerjaan :
Penutur : kenapa Inggo’o sangat ingin bekerja disini ? bakat apa yang Hanumu ?
~ Inggo’o=Anda
~ Hanumu= miliki

SEMOGA BERMANFAAT !!!!
Saya harapkan kritik dan saran yang membangun.

Sabtu, 09 Juli 2016

Drama Pendek "KERAJAAN MANGOLO"



drama ini disertai dengan foto-foto tiap dialog yang ucapkan, lihat dan masuk diprofil facebook saya dengan https://www.facebook.com/wiwi.yuhkwy
Ketika kalian sudah membaca drama pendek ini, pasti difikiran kalian akan terbesit tentang kisah/cerita yang pernah kalian dengar dan baca sebelumnya. Ya.... begitu pula dengan saya, sebelumnya saya juga pernah mendengar  cerita tersebut, tapi saya lupa apa judul ceritanya dan sering pula diangkat dalam sebuah sinetron yang ditayangkan stasiun televesi, tentu kalian juga pernah menontonnya, menonton cerita tentang saudara yang tidak menyukai dan membenci saudaranya sendiri. Ya.... begitulah. So.... drama pendek ini terinspirasi dari cerita tersebut, akan tetapi drama pendek dibawah ini murni kami perankan dan kami tidak sama sekali mengikuti kalimat-kalimat dari cerita yang pernah kalian baca.
Drama pendek ini berjudul “Kerajaan Mangolo”. Mengapa kami beri judul Kerajaan Mangolo, berikut sedikit ceritanya dan disini saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman kami sewaktu kami dikarantina sebagai anggota UKM Seni, pasti kalian pernah juga mengalami yang namanya “Karantina” jika ingin masuk sebagai anggota disalah satu organisasi dimana kalian ingin masuk, iyakan?? so.. bagi kalian yang ingin membacanya silahkan, pengalaman ini saya tulis hanya untuk diri saya sendiri dan ingin saya share kepada teman-teman saya yang pernah mengikuti karantina bersama-sama ketika itu dan agar mereka selalu mengingat pengalaman yang tidak akan terlupakan ini. Pastinya.....
Kami dari anggota UKM Seni dan KomSas (Komunitas sastra) USN Kolaka (Universitas Sembilanbelas November), dimana UKM Seni berada dibawah naungan kampus dan KomSas berada dibawah naungan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), akan tetapi waktu itu kami berjuang bersama-sama dan selalu melakukan kegiatan sama-sama, karena pada saat itu kami sama-sama merupakan anggota yang baru akan menjalankan organisasi kami masing-masing dan kebetulan juga yang membimbing kami adalah dosen kami sendiri.
Kami mengadakan sebuah kegiatan yang namanya “Karantina”. Kegiatan ini diadakan untuk membentuk karakter dan pribadi dari masing-masing anggota agar bisa bertahan menjaga dan membangun selalu UKM Seni dan KomSas ini. Sebelumnya kami sudah pernah dikukuhkan dan lebih tepatnya mengadakan pengukuhan untuk kami sendiri dan dibantu oleh kakak-kakak dari Lastra Haluoleo Kendari, karena saat itu UKM Seni sempat vakum dan baru kami diangkatan perintis yang mengadakannya, sedangkan KomSas baru berdiri.
Karantina ini diikuti hanya 7 orang anggota dari dua organisasi, padahal sewaktu pengukuhan ada 14 orang yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, kerana pada saat itu sebagian teman-teman yang lain mempunyai halangan sehingga tidak bisa mengikuti karantika ini bersama-sama dengan kami. Ketika kami dikarantina banyak tantangan yang kami lewati, salah satunya berjalan kaki ketempat tujuan jauhnya sekitar 20km kali yah?...... ya kira-kira sekitar segitu, dan tempat dimana kami mengadakan kegiatan karantina tersebut yaitu berada di Mangolo lebih tepatnya di Wisata Alam Mangolo kab Kolaka. Pertamanya jalanannya mulus karena kami berjalan lewat jalan poros, dimana mobil dan motor biasanya selalu lalu lalang.
Ketika itu tibalah waktunya sholat azhar untuk itu kami berhenti disalah satu masjid untuk menunaikan kewajiban kami sebagai hamba Allah, usai itu kami lanjut perjalanan dan belum sampai-sampai juga, padahal sholat magrib sudah tiba dan kami pun singgah lagi dimasjid untuk menunaikan sholat magrib, usai itu kami berjalan lagi tapi tetapsaja belum sampai-sampai juga padahal kami sudah singgah lagi dimasjid untuk menunaikan sholat isya. Setelah itu kami berjalan lagi dan singgah ditempat salah satu kerabat yang tinggal disana untuk beristirahat sejenak dan sarapan karena tempat tujuannya masih sangat jauh.
Perjalanan pun kami lanjutkan, pertamanya kami sudah mau masuk dikawasan tersebut, akan tetapi terjadi sesuatu dimana pada saat itu jalan yang kami lewati untuk masuk ke Wisata Alam tersebut lagi mengadakan ritual adat dan kami tidak mengetahuinya, sebab pada saat itu tidak ada pemberitahuan dari pihak tempat padahal kami sudah meminta izin, mungkin mereka lupa kali yah?. So pada saat itu kami ditanya oleh penduduk desa yang berada disana bahwa kami tidak boleh masuk kedalam karena sedang diadakan ritual. Hmmmm sedih rasanya, padahal kami sudah berjalan cukup jauh dan ingin rasanya sampai dengan cepat ketempat tujuan.
Lalu jalan yang habis kami lewati kami jalani lagi, sebab kami harus kembali dan mencari jalan lain untuk sampai ketempat tujuan, menurut warga disana  untuk menuju dikawasan tersebut hanya ada satu jalan yaitu jalan naik kepuncak, puncak tersebut merupakan salah satu jalan yang harus kami tempuh untuk sampai ketempat tujuan. Disinilah tantangan kami yang sangat sulit sebab jalannya naik-turun, bahkan ada salah satu teman kami yang tidak sanggup lagi untuk melanjuti perjalanan dan begitu pula dengan saya. Saya pun sebenarnya sudah sangat tidak mampu untuk berjalan lagi, hanya mau dikata apa, sebab kami mengingat usaha yang telah kami lalui sebelumnya sudah sangat susah dan tidak mengkin untuk kami menyerah begitu saja meskipun kami mendapat omelan-omelan dari kakak-kakak panitia.
Entah waktu itu sudah jam berapa, saya juga  tidak melihat jam, tetapi kami tidak melanjutkan perjalanan dan berhenti ditengah puncak untuk tidur dengan beralaskan terpal, tetapi pemandangan saat itu begitu indah, sebab kami ditemani oleh bintang-bintang yang menerangi malam kami dan menemani kami tidur.
Tibalah dicerita terciptanya drama pendek ini. Waktu itu kami dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama terdiri dari 4 anggota dan kelompok kedua terdiri dari 3 anggota dan ditemani dua orang masing-masing anggota dari kakak-kakak Lastra untuk membantu kami menyiapkan pertunjukan pendek kami. Jadi berpisahlah kami kedua kelompok. Disini saya hanya menceritakan drama pendek yang diperankan dari kelompok saya sendiri yaitu kelompok dua.
Pertama-tama kami berunding masalah cerita yang akan kami angkat, terbesiklah difikiran kami tentang sebuah kerajaan, dan pada saat itu kami hanya berjumlah tiga orang jadi kami mengangkat cerita tentang seorang Putri yang meneruskan kepemimpinan orang tunya yang telah meninggal. Judul yang kami berikan dalam drama kami yaitu “Kerajaan Mangolo”, mengapa demikian?, sebab kami ingin mengambil nama-nama pilihan yang hanya sekitar kawasan tersebut karena itu juga merupakan salah satu tantangan dari kakak panitia.
Kemudian didalam kerajaan tersebut ceritanya hidup seorang dua putri yang telah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya yang saat itu merupakan Raja dan Ratu diKerajaan Mangolo ini. Nama Raja dan Ratu tersebut yaitu Raja Alam dan Ratu Wisata, nama itu kami ambil dari nama tempat kawasan tersebut, yaitu Wisata Alam Mangolo. Dan nama kedua putri tersebut yaitu Putri Angin Sepoi-Sepoi dan Putri Angin Ribut, nama tersebut kami angkat sebab nama itu lah yang terbesik difikiran kami dan nama itu juga sangat cocok dengan karakter dari sang Putri tersebut, dimana Angin Sepoi-Sepoi kami tandakan kelembutan dan Angin Ribut kami tandakan sebagai keributan, serta seorang Lelaki dari warga biasa. Setelah itu kami membuat kostum yang kami ambil disekitaran alam, setelah itu kami latihan. Dan waktu yang kami hanya sekitar dua jam untuk mempersiapkan pertunjukan kami ini.
Kata-kata atau kalimat-kalimat dari drama dibawah ini tidak persis seperti apa yang dipertunjukan sewaktu kami dikarantina, sebab saya hanya menceritakan ulang apa yang saya ingat dan kebetulan pada saat itu cerita ini langsung kami perankan tanpa ada sebuah teks, menuliskannya dicatatan dan belum adanya persiapan yang matang.
Berikut Drama Pendeknya:
KERAJAAN MANGOLO
Pada suatu hari disebuah kerajaan yaitu Kerajaan Mangolo yang dipimpin oleh Raja Alam dan Ratu Wisata. Mereka mempunyai kedua Putri, dimana Putri pertama mereka yaitu bernama Angin Ribut dan si bungsu bernama Putri Angin Sepoi-sepoi.
Beberapa tahun kemudian Putri mereka beranjak dewasa akan tetapi peristiwa naas menimpa Raja dan Ratu, dimana mereka meninggal dunia dan meninggalkan kedua Putrinya yang pada saat itu belum ada satupun yang menikah.
Sebelum mereka meninggal, Raja dan Ratu berpesan kepada kedua Putrinya, bahwa setelah mereka tiada harus ada yang meneruskan kepemimpanan Kerajaan Mangolo ini dan mereka menunjuk Putri bungsunya yaitu Putri Angin Sepoi-sepoi dan juga mereka berpesan agar si Bungsu segera menikah dan mempunyai penerus selanjutnya di Kerajaan Mangolo.
Waktu terus berjalan, tetapi Putri Angin Ribut selalu benci dan iri kepada Putri Angin Sepoi-sepoi sebab Putri Angin Sepoi-sepoi telah diberikan dinobatkan sebagai penerus kepemimpinan Kerajaan Mangolo sebelum kedua orang tua mereka meninggal, tetapi Putri Angin Ribut merasa bahwa Putri Angin Sepoi-sepoi tidak pantas mendapatkan dan menggantikan kepemimpinan orang tua mereka. Sehingga Angin Ribut memiliki inisiatif negatif, akan mengambil mahkota yang telah di berikan Raja Awal dan Ratu Wisata kepada Putri Angin Sepoi-sepoi dan Putri Angin Ribut akan merebut dan memimpin Kerajaan Mangolo ini dengan kekuasaannya sendiri, karena ia merasa hanya dia lah yang berhak dan pantas memimpin Kerajaan Mangolo ini.
Beberapa waktu kemudian, berhasil lah Angin Ribut mengambil mahkota sang Putri Angin Sepoi-sepoi tetapi Putri Angin Sepoi-sepoi tidak tau siapa yang telah mengambilnya, karena Putri Angin Ribut mengambilnya sewaktu ia tertidur, Akhirnya Putri Angin Sepoi-sepoi mengadakan sayembara.
Tidak lama kemudian, Akhirnya mahkota sang Putri pun berhasil ditemukan oleh seorang lelaki dari warga biasa. Bertemu lah sang lelaki tersebut dengan Putri Angin Sepoi-sepoi dan mengembalikan mahkota sang Putri Angin. Putri Angin Sepoi-sepoi pun memenuhi janji yang dikatakannya waktu dipengumuman sayembaranya. Sang lelaki dan Putri Angin Sepoi-sepoi pun bersatu.
Berikut drama singkatnya:
1                    = Putri Angin Sepoi-sepoi
2                    = Putri Angin Ribut
8             = Lelakinya
Sang Putri Angin Sepoi-sepoi merasakan lelah dan beranjak tidur untuk menghilangkan sedikit rasa kantunya akibat kelelahan tersebut.
Nomor 1 (Angin Sepoi)          : hari ini rasanya aku sangat lelah. Sebaiknya aku tidur sejenak untuk menghilangkan kelelahan ini dan semoga ku tertidur kedalam mimpi indahku. Mimpi indah bersama Raja Alam dan Ratu Wisata.
Nomor2 (Angin Sepoi)           : (tidur terlelap dibawah mimpi indahnya)
Lewatlah sang Putri Angin Ribut didepan kamar sang Putri Angin Sepoi-sepoi dan melihat mahkota Putri Angin Sepoi-sepoi tepat berada disampingnya. Angin Ribut pun berjalan mendekati Putri Angin Sepoi-sepoi dan berusahamengambil mahkota tersebut.
Nomor3 (Angin Ribut)           : (berbicara dalam hati) hmmm rupanya kamu tidur lelap sekali. (mengambil mahkota) rupanya mahkotanya berada disini. (menengok ke Putri Angin Sepoi-sepoi) kamu tidak pantas mendapatkan mahkota ini, hanya aku yang pantas memilikinya, dasar tidak tau diri. Apa cantiknya sih kamu dan apa hebatnya? Ayah dan Ibu telah keliru memilihmu sebagai penerus mereka. Raja Awal dan Ratu Wisata hanya kasihan melihatmu, bukan karena kamu pantas memimpin Kerajaan ini.
Angin Ribut pun keluar dari kamar Putri Angin Sepoi-sepoi dan menuju kekamarnya
Nomor4 (Angin Ribut)           : hahaha...... akhirnya aku telah merebut mahkota dari Angin Sepoi yang tidak tau diuntung itu dan sekarang mahkota ini sudah ada ditanganku, tidak ada seorang pun yang boleh mengambilnya kembali termasuk dia (menengok ke kamar Putri Angin Sepoi-sepoi) karena akulah yang sesungguhnya pemilik mahkota ini. Dia tidak pantas memilikinya hanya aku yang pantas memiliki mahkota ini dan hanya aku yang lebih baik, lebih hebat mempimpin Kerajaan Mangolo ini dibanding dengan dia (kembali menengok kekamar Putri Angin Sepoi-sepoi).
Putri Angin Sepoi-sepoi tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
Nomor5 (Angin Sepoi)           : ehhhhhhhhmmm sudah jam berapa ini? kenapa hari ini ku cepat sekali mengantuk  padahal masih siang menjelang sore. (menarik nafas) kenapa aku merasakan lelah yang berlebihan dibandingkan waktu-waktu sebelumnya, apa karena tugas-tugas itu? Tugas-tugas yang harus dijalankan Raja Awal sebelumnya.
Putri Angin Sepoi-sepoi mengambil mahkota tetapi ia sangat kaget lantaran mahkota itu sudah tidak ada.
Nomor6 (Angin Sepoi)           : (terkaget) haaaaa.... kemana mahkota ku? Kemana? Siapa yang telah mengambilnya? Tadinya mahkota ku saya simpan disamping ku (mencari disekitar), tadi saya simpan tepat disebelahku kenapa sekarang tidak ada, siapa yang telah mengambilnya? (memikirkan ajudan kerajaan) apa mereka yang mengambilnya? Hmmmm (berfikir) Tidak mungkin mereka, mereka tidak mengkin mengkhianatiku. (memikirkan Putri Angin Ribut) Apakah kakakq yang mengambilnya?. Ahh ndak mungkin, dia sangat sayang kepada ku, tapi kalau benar kakakq, kenapa? Karena selama ini, ia hanya diam dan tidak satupun dari gerak-geriknya berniat mengambil mahkotaku. Lalu siapa yang berani mengambil mahkota Ratu Wisata?
Teringat Raja dan Ratu.
Ayah, Ibu maafkan aku, aku tidak bisa menjaga kepercayaan kalian, aku tidak bisa menjaga pemberian kalian, mahkota yang ayah dan ibu berikan kepada ku, hilang, entah siapa yang mengambinya. Maafkan aku ibu, ayah ........... Maafkan aku.
Putri Angin Sepoi-sepoi mengadakan sayembara dan mengumpulkan smua warga.
Nomor7 (Angin Sepoi)           : pasti kalian bertanya-tanya kenapa saya memanggil kalian datang ke Kerajaan ini dan mengapa saya mengumpulkan kalian semua, disini, diatap Kerajaan Mangolo saya mengadakan sayembara, karena ada yang ingin saya umumkan kepada kalian, bahwa mahkota pemberian dari Ratu Wisata, hilang. Mahkota itu telah diberikan kepadaku sebagai tanda bahwa saya harus meneruskan kepemimpinan Raja dan ratu sebelumnya dan kalian semua tau, karena dahulu waktu Raja dan ratu sebelum meninggal, kalian mendengarkan sendiri pesan-pesan yang disampaikan oleh Raja dan ratu. Tetapi, mahkota tersebut tiba-tiba hilang, entah siapa yang telah mengambilnya. Mahkota itu hilang sewaktu ku tidur sejenak. Jadi bagi kalian semua wargaku, siapapun yang menemukannya segera lah kembalikan kepadaku, dan saya berjanji bagi yang menemukan dan mengembalikan mahkota yang hilang tersebut, saya akan memberikan dia hadiah. Jika yang menemukannya lelaki akan saya jadikan dan nobatkan dia pemimpin Kerajaan ini, sehingga ia akan menjadi Raja dan secara tidak langsung akan menjadi suamiku dan jika dia perempuan akan kuberikan hadiah dari separuh harta kekayaanku dan akan saya jadikan dia keluarga dari kerajaan, serta menghidupi seluruh keluarganya. Jadi bagi kalian yang berhasil menemukannya, datanglah kembali kesini dan saya akan memenuhi janji yang saya ucapkan kepada kalian semua.
Sayembara selesai, lelaki dari warga biasa berjalan keluar istana sambil berbicara dengan sendiri.
Nomor8 (Lelaki)         : siapa yang berani-berani telah mencuri mahkota sang Putri Angin Sepoi-sepoi, apakah dia tidak tau bahwa Putri Angin Sepoi-sepoi adalah pemimpin kerajaan ini, orang yang sangat berkuasa dinegeri ini. Apakah Kerajaan dari negri seberang yang telah mengambilnya? Karena dari gosip yang beredar bahwa Putra dari Kerajaan itu sangat suka kepada Putri Angin Sepoi-sepoi, tetapi Putri Angin Sepoi-sepoi tidak menyukainya. Apakah dia ingin balas dendam karena lamaran yang ditolak sang Putri Angin Sepoi-sepoi?. Ahh tidak mungkin, lalu siapa yang coba berani mengambilnya?
Dearah kerajaan nampak sang Putri Angin Ribut berjalan-jalan menikmati dan melihat-lihat mahkota tersebut yang nampak sangat mewah.
Nomor9 (Angin Ribut)           : hahaha mahkota ini sangat bagus aku kenakan, karena memang seharusnya mahkota ini hanya aku yang pantas memilikinya, kenapa dulu Raja dan Ratu memberikannya kepada Angin Sepoi-sepoi, apa mereka tidak tau bahwa hanya aku lah yang pantas memilikinya dan memimpin kerajaan ini.
Putri Angin Ribut terus menikmati mahkotanya dan tiba-tiba lewat lelaki tersebut dan melihat mahkota yang dicari sang Putri Angin Sepoi-sepoi berada ditangan Putri Angin Ribut.
Nomor10 (Lelaki)       : (berjalan dan mendekat ke Putri Angin Ribut) Putri, bukankah yang kamu kenakan adalah mahkota dari Putri Angin Sepoi-sepoi? Kembalikan mahkota itu, berikan kepadaku akan ku kembalikan mahkota itu dari pemilik yang sesungguhnya, yaitu Putri Angin Sepoi-sepoi. Kenapa Putri mengambil kepemilikan saudara Putri sendiri?
Nomor11(Angin Ribut)          : (marah) kenapa kamu berani mencampuri urusanku? Memangnya kamu siapa? Hanya aku yang pantas memakai mahkota ini. Angin Sepoi-sepoi tidak pantas memilikinya dan memimpin Negeri ini.
Nomor12 (Lelaki)       : (kesal) baiklah kalau begitu, jika kamu tidak mau mengembalikan atau memberikannya kepada ku akan ku ambil sendiri dengan cara ku. (mengeluarkan ilmunya) heiii ....... Putri bersiaplah dan terima ini (melemparkan ilmunya ke Putri Angin Ribut).
Putri Angin Ribut pun terjatuh dan tidak lama kemudia ia meninggal
Nomor13         : aghhhhhhhhhh (memegang dadanya dan terjatuh)

TAMAT