Jumat, 04 November 2016

INDONESIA


RUANG LINGKUP PENELITIAN METODE NON EKSPERIMEN



    RUANG LINGKUP PENELITIAN METODE NON EKSPERIMEN

A. PENGERTIAN PENELITIAN

         Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
         Penelitian pendidikan adalah cara kerja yang sistematis untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut. Atau diartikan juga sebagai proses pemecahan masalah dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisasikan melalui metode ilmiah.

         Secara umum penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menuju teori. McMillan dan Schumache mengutip pendapat Welbereg ( 1986 ) ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu : 1) mengidentifikasi masalah 2) melakukan studi empiris 3) melakukan replikasi atau pengulangan 4) menyatukan (sintesis) dan mereview, 5) menggunakan mengevaluasi oleh pelaksana.

B.     B. PENGERTIAN METODE PENELITIAN NON EKSPERIMEN

Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti. Misalnya, penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.

Adapun jenis dari penelitian non-eksperimen yaitu :
a.       Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek dengan sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Penelitian ini juga disebut sebagai non-eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskripsi, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (West, 1982). Tujuan utama penelitian ini menggamabarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.

b.      Penelitian Survey
Penelitian survey sebenarnya merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif (Cohen dan Nomion, 1982). Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu:
1)      Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu.
2)      Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3)      Menetukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang yang terhadap topik atau isu-isu tertentu.
c.    Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Penelitian tindakan merupakan mengembangan penelitian terpakai atau apllied research, dalam hal ini peneliti bersifat sebagai :
1)      Pemeran aktif kegiatan pokok.
2)      Agen perubahan atau agent of change,
3)      Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan secara terencana oleh peneliti.
d.   Penelitian Ex-postfacto
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas dengan variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika memungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.
e.    Penelitian korelasional
Penelitian korelasional adalah menelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel denga variabel lain. Variabel yang digunakan untuk memprediksi disebut variabel prediktor atau variabel bebas, sedangkan variabel yang diprediksi disebut variabel kriteria atau variabel terikat. Penelitian korelasional merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
f.     Penelitian kausal komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis penelitian expostfacto, yaitu bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.

1.      Metode Penelitian Deskriptif

a.      Hakikat Metode Penelitian Deskriptif
            Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Pengertian penelitian deskriptif menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif  berupa pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka.

b.      Karakteristik Metode Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa (1) penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat. (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya uji hipotesis.

c.       Jenis-Jenis Metode Penelitian Deskriptif
Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1)      Metode survei
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988: 65).
Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam metode survei yakni:
  • Survei kelembagaan (institutional survei)
  • Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
  • Analisis dokumen (documentary analysis)
  • Analisis isi (content analysis)
  • Survei pendapat umum (public oppinion survey)
  • Survey kemasyarakatan (community survey)
Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah pendidikan, dan lain sebagainya.
2)      Metode deskriptif kesinambungan
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang lama.
Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of Education  pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
c.       Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang  subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
  • Penelitian studi kasus mendalam
  • Penelitian studi kasus instrumental
  • Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini:
a)      Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.
b)      Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.
c)       Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan rumusan tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4) kumpulkan data; 5) organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil penelitian.
d.      Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif.
e.      Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat model yang digunakan yakni siklus yang akan selalu berputar, seperti pada gambar berikut ini:
Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan model siklus yang akan selalu berputar. Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan hasil yang diperoleh, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas dengan hasil yang diperoleh.
f.        Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi Research  Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.
g.       Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:
  • Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
  • Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
  • Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
  • Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
  • Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
  • Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
  • Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
  • Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
d.      Pengembangan Rancangan Metode Penelitian Deskriptif
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dengan demikian maka pengembangan rancangan deskriptif menjelaskan langkah-langkah sistematis yang ditempuh dalam penelitian deskriptif.

1)      Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti
Identifikasi masalah merupakan upaya mengelompokam, mengurutkan sekaligus memetakan masalah berdasarkan bidang-bidang studi, (Sukmadinata, N.S, 2011). Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan masalah atau variabel yang akan diteliti, Riduwan, (2009).
Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), dalam megidentifikasi masalah sebaiknya menggunakan sumber, baik sumber resmi pernyataan resmi, kesimpulan seminar atau kenyataan faktual. Melalui proses ini maka akan dapat diketahui gambaran masalah yang akan diteliti. Gambaran masalah yang telah teridentifikasi dihubungkan, dibandingkan satu sama lain, kemudian diurutkan berdasarkan rangking yang paling penting, mendesak sampai paling kurang. Meskipun telah diurutkan berdasarkan tingkat urgensi, masalah-masalah yang telah teridentifikasi perlu dipilih dengan pertimbangan minat dan kemampuan peneliti, lokasi dan sumber data, waktu, dana dll.
Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), untuk memecahkan masalah atau menentukan suatu tindakan diperlukan sejumlah informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui proses penelitian deskriptif. Masih menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), bahwa ada beberapa informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskriptif bagi pemecahan masalah yaitu : 1) bagaimana keadaan sekarang, 2) informasi yang kita inginkan dan 3) bagaimana sampai ke sana, bagaimana mencapainya.

2)      Merumuskan dan Mengadakan Pembatasan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, lalu perlu dirumuskan. Rumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah (Sukmadinata, N. S,  2011). Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut maka peneliti dapat menentukan metode penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan penyimpulan hasil penelitian.
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah, terfokus,  dan tidak melenceng ke mana-mana (Riduwan, 2009). Perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Perumusan masalah berhubungan dengan tujuan dan metode yang digunakan, (Sukmadinata, N. S,  2011). Kalau tujuan penelitian diarahkan untuk memperoleh gambaran dan deskripsi secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.
Jika tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan atau komparasi suatu variabel maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi atau komparasi. Selain untuk mendeskripsikan suatu fenomena, penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Suharsimi, A, (2005), menyatakan karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif.

3)      Melakukan Kajian Pustaka
Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka. Tujuan kajian pustaka adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti, memperdalam pengetahuan tentang obyek (variabel) yang diteliti, mengkaji teori dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.
Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis oleh orang lain secara langsung mengalami, melihat dan mengerjakan sendiri. Sumber sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang lain. Bahan pustaka yang biasanya tersedia diperpustakaan adalah ensiklopedia, kamus, buku-buku teks dan buku referensi, buku pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian, majalah, jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi.

4)      Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan
Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan dasar, yaitu suatu pernyataan atau sesuatau yang diakui kebenarannya atau dianggap benar tanpa harus dibuktikan lebih dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada tiga jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual, asumsi situasional dan asumsi operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu konsep atau teori. Asumsi situasional diperlukan untuk mengantisipasi adanya kondisi lokal atau situasi yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi berlakunya suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan penelitian. Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah operasional yang masih dalam jangkauan pengendalian peneliti, (Ibnu, Mukhadis, Dasna,  2003).

5)      Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang diteliti. Penelitain deskriptif diperlukan perumusan hipotesis atau tidak tergantung pada masalah dan tujuan yang telah dirumuskan, (Sukmadinata, N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghungkan, tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, sebuah penelitian deskriptif yang dirancang untuk membuat komparasi atau hubungan perlu merumuskan hipotesis.

6)      Menentukan Populasi, Sampel, Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang berbeda pada sustu wilayah dan memenuhi sayarat-syarat tertentu berkaitan  masalah yang diteliti, (Martono, N, 2011). Kemudian dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi  yang memiliki ciri-ciri atau keaadan tertentu yang akan diteliti. Terkait dengan hal ini dalam penelitian deskriptif juga dilakukan penentuan sampel baik dengan teknik probability  maupun non probability.

7)      Menentukan Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yang akan dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen pengumpul data perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis butir tes, uji kesahihan dan uji keterandalan. Dalam penelitian deskriptif kuantitaif, instrumen yang sering digunakan adalah angket (kusioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.

8)      Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi dan studi dokumenter, Sukmadinata, N. S,  (2011). Terdapat perbedaan penelitian deskriptif dengan penelitian survey dalam hal teknik pengumpulan data. Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), kajian deskriptif lebih luas dibanding survey karena mencakup penelitia observasi dan studi dokumenter, sedangkan survey terbatas pada penggunaan wawancara dan angket.
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan dengan responden atau narasumber. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyataan atau penrnyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, (Sugiyono, 2010). Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, (Sukmadinata, N. S,  (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun elektronik.

9)      Analisi Data
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka.
Data yang bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan mengguakan statistis. Statistik deskriptif  digunakan menganalisa data yang bersifat kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa adanya.  Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung (mean), median, modus,  kadang-kadang persentase dll. Menurut Sugiono, (2010), statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisi regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

10)  Menarik Kesimpulan atau Generalisasi
Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Jika rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian deskriptif hanya ingin menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif maka kesimpulan yang dikemukakan hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian deskriptif yang bersifat membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan akhir menggambarkan adanya perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang diteliti.

e.       Langkah-langkah Umum Metode Penelitian Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut:
1)    Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2)    Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.
3)    Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
4)    Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit.
5)    Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
6)    Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
7)    Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
8)    Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
9)    Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.

2.      PENELITIAN KUANTITATIF

a.      Hakikat Penelitian Kuantitaif
Pada hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah penelitian dipecahkan dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari teori-teori yang bersifat universal dan umum, sehingga kesimpulan dalam bentuk hipotesis inilah yang akan diverifikasi secara empiris melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statistika inferensial.
Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.
b.      Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif

1)    Penelitian kuantitatif disebut juga penelitan rasionalistik, fungional, positivisme, dan penelitan dengan pola pencarian kebenaran dari luar.
2)    Penelitian kuantitatif mengisolasi variabel-variabel dan kemudian menghubungkannya dalam hipotesis. Selanjutnya menguji hipotesis itu dengan data yang dikumpulkan.
3)    Dalam penelitian kuantitatif variabel-variabel menjadi alat atau komponen utama dalam melakukan analisis,
4)    Dalam kegiatannya, penelitian kuantitatif memandang melalui lensa kecil, melihat dan memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.
5)    Dalam pengumpulan data, penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang ditentukan terlebih dahulu, dan instrumennya sangat tidak fleksibel dan juga tidak reflektif yaitu tidak mengandung interpretasi.
6)    Penelitian kuantitatif menuntut jawaban yang pasti, jelas, tidak ambigu, dan oleh karena itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin sangat tepat dalam pengumpulan data.
7)    Pada umumnya penelitian kuantitatif bermain dengan angka-angka, yaitu mengkuantifikasi sampel terhadap populasi, dan mengangkakan karakteristik variabel-variabel penelitian.
8)    Penelitian kuantitatif kelihatannya dihubungan dengan ilmu-ilmu alamiah sehingga metode ini dianggap metode ilmiah, dan menganggap metode kualitatif yang tidak dihubungkan dengan ilmu-ilmu alamiah, tidak ilmiah.

Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

No.
Metode Kuantitatif
1.
A.    Desain
a.       Spesifik, jelas rinci
b.      Ditentukan secara mantap sejak awal
c.       Menjadi pegangan langkah demi langkah
2.
B.     Tujuan
a.       Menunjukkan hubungan antar variablel
b.      Menguji teori
c.       Mencari generalisasi yang mempunyai nilai preduktif
3.
C.    Teknik Pengumpulan Data
a.       Kuesioner
b.      Observasi dan wawancara terstruktur
4
D.    Instrumen Penelitian
a.       Test, angket, wawancara terstruktur
b.      Instrumen yang telah terstandar
5.
E.     Data
a.       Kuantitatif
b.      Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrument
6.
F.     Sampel
a.       Besar
b.      Representatif
c.       Sedapat mungkin random
d.      Ditentukan sejak awal
7.
G.    Analisis
a.       Setelah selesai pengumpulan data
b.      Deduktif
c.       Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
8.
H.    Hubungan dengan Responden
a.       Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b.      Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
c.       Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
9.
I.       Usulan Desain
a.       Luas dan rinci
b.      Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti
c.       Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-lankahnya
d.      Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e.       Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f.       Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
10.
J.      Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan
11.
K.    Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan reabilitas instrumen

c.       Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif
a.    Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan memberikan uraian atau gambaran mengenai fenomena atau gejala social yang diteliti dengan mendeskripsikan variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variable yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antar variable yang diteliti guna untuk eksplorasi atau klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. (Iskandar, 2008:61). Contoh bagaimana kecerdasan emosi siswa SMU 1 di Kota .....?, maka peneliti harus mampu mendeskripsikan kecerdasan emosi berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosi, misalkan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri dan kemahiran sosial.

Cara menyajikan laporan penelitian deskriptif dengan dua cara yaitu dengan menggunakan ukuran kuantitatif mislanya berbentuk mean atau persentase, atau dengan deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan suatu dari angka-angka maupun dihubungkan dengan teori-teori yang relevan dengan variabel yang diteliti.

Analisa deskriptif digunakan untuk membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variabel-variabel yang diteliti atau merangkum pengamatan penelitian yang telah dilakukan  tanpa membuat kesimpulan yang  berlaku untuk umum dari data yang diperoleh dari populasi atau sampel. Statistik deskriptif  berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan, penyajian dan peringkasan dengan mendeskripsikan  atau menggambarkan data-data  yang diperoleh dilapangan. Ada beberapa teknik statistik deskriptif yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data, antara lain: dengan uji mean, median dan modus
b.    Penelitian Komparatif
Pola penelitian ini adalah membandingkan sutu variabel atau lebih dengan sampel besar, atau penelitian dilakukan dengan mengkaji beberapa fenomena sosial. Contoh: Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan  di MTsN 01 ......? Dalam penelitian ini biasanya teknik analisa data yang digunakan adalah ’t ’test atau ’F’test.

c.    Penelitian Korelasi
Penelitian ini sering disebut dengan penelitian sebab akibat, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini dibangun dengan teori yang sudah matang, yang berfungsi untuk mengatahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Ada beberapa teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan korelasi produc moment, Korelasi Phi, Kooefisien Kontingensi, Korelasi Rh, Chi Kuadrat, atau Regresi.

d.    Penelitian Eksperimen
Adalah suatu penelitian yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel-variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai variabel bebas tersebut. Penelitian ini juga dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang ingin mengetahui  sebab akibat dari perlakuan (treatment) kepada kepada kelompok eksperimen.

Misal sebuah penelitian ingin mengetahui pengaruh kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terhadap prestasi belajar siswa kelas I. Kemudian kelas di bagi 2 lokal kelas IA dan IB, dan dilakukan tes awal (pretest) pada keduanya untuk mendapatkan nilai. Setelah itu kelas IA diberlakukan dengan sistem KTSP, dan kelas IB tetap menggunakan KBK, setelah itu dievaluasi hasilnya.

e.    Penelitian Expos Facto
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan  untuk meneliti suatu peristiwa yang terjadi dan kemudian mengamati latar belakang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian tersebut. Contoh: Penelitian tentang sebab-sebab terjadinya tawuran antar SMU di ......

f.    Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala yang menggunakan system sampling. Ciri khas penelitian ini adalah data yang dikumpulkan menggunakan angket  yang diberikan kepada responden. Misal penelitian tentang ”Persepsi Masyarakat Kec. ....... tentang Pendidikan Budi pekerti di Sekolah Dasar”

d.      Rancangan/Desain Penelitian Kuantitatif
                  Sampai saat ini masih ada perbedaan pemahaman tentang makna dan fungsi rancangan penelitian (desain penelitian) dan proposal penelitian (usulan penelitian). Proposal penelitian berisi rancangan seluruh kegiatan penelitian yang akan dilakukan dari masalah yang akan diteliti sampai pada biaya dan pelaksanaan penelitian. Adapun desain penelitian merupakan bagian dari metodologi dalam sebuah proposal penelitian. Sebuah desain penelitian akan menjelaskan secara rinci hal-hal yang terkait dengan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga setiap orang akan dapat mengetahui proses metodologis penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini penting sebagai pengecekan ulang hasil penelitian (oleh orang lain atau peneliti lain) bila diketemukan suatu keraguan atas hasil penelitian tersebut.
Dari katerangan di atas, dapat diketahui bahwa rancangan/desain penelitian dalam sebuah proposal, skripsi, tesis, disertasi ataupun laporan penelitian biasa ditulis dalam bab tersendiri atau sub-bab yang diberi judul metode penelitian.
                  Pada umumnya oang membedakan dua kelompok desain penelitian, yaitu desain penelitian kuantitatif dan desain penelitian kualitatif. Sebagai penelitian ilmiah, baik kuantitatif maupun kualitatif, keduanya memerlukan sebuah desain yang cocok dengan model penelitiannya. Dari desain ini pula kita bisa mengetahui model penelitian yang dilakukan, apakah kuantitatif ataukah kualitatif.
                  Pertimbangan penting apakah peneliti memilih model penelitian kuantitatif ataukah kualitatif, tergantung pada apa yang akan dilakukan peneliti terhadap data yang dicari. Kalau dia akan melakukan ukur mengukur dalam mengumpulkan data, maka model penelitian yang tepat untuk dipilih adalah model penelitian kuantitatif. Namun bila yang ingin diketahui berupa makna di balik data yang dihadapi, maka model penelitian kualitatif yang cocok.
                  Lebih pengkapnya, desain/rancangan penelitian kuantitatif adalah meliputi Desain penelitian, Populasi dan sampel, Penjabaran variabel penelitian, Metode pengumpulan data, Definisi operasional dan instrumen pengumpulan data, Prosedur pengumpulan data, Metode dan prosedur analisis data.