NEW Dunia Belajar
TTL : Dawidawi 21 Maret 1995 Email : tiwisamsu@yahoo.co.id Asal : Sulawei Tenggara, Kota Kendari Kab Kolaka, Kec Pomalaa, Kel Dawidawi
Jumat, 04 November 2016
RUANG LINGKUP PENELITIAN METODE NON EKSPERIMEN
RUANG LINGKUP PENELITIAN METODE NON EKSPERIMEN
A. PENGERTIAN
PENELITIAN
Penelitian atau riset
berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan
informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah
penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Penelitian
pendidikan adalah cara kerja yang sistematis untuk menjawab permasalahan atau
pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi
berdasarkan data tersebut. Atau diartikan juga sebagai proses pemecahan masalah
dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang
terorganisasikan melalui metode ilmiah.
Secara
umum penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data dan analisis
data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,
mengembangkan dan menuju teori. McMillan dan Schumache mengutip pendapat
Welbereg ( 1986 ) ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian,
yaitu : 1) mengidentifikasi masalah 2) melakukan studi empiris 3) melakukan
replikasi atau pengulangan 4) menyatukan (sintesis) dan mereview, 5)
menggunakan mengevaluasi oleh pelaksana.
B. B. PENGERTIAN METODE PENELITIAN NON EKSPERIMEN
Penelitian
non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap
sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa
ada manipulasi (intervensi) peneliti. Misalnya, penelitian mengenai kemunduran
prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
Adapun jenis
dari penelitian non-eksperimen yaitu :
a. Penelitian
Deskripsi
Penelitian
deskripsi merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterprestasi objek dengan sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119).
Penelitian ini juga disebut sebagai non-eksperimen, karena pada penelitian ini
peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian. Dengan
metode deskripsi, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar
variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori
yang memiliki validitas universal (West, 1982). Tujuan utama penelitian ini
menggamabarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat.
b. Penelitian
Survey
Penelitian
survey sebenarnya merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif (Cohen
dan Nomion, 1982). Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang
mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu:
1) Mendeskripsikan
keadaan alami yang hidup saat itu.
2) Mengidentifikasi
secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3) Menetukan
hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan
informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang yang terhadap topik atau
isu-isu tertentu.
c. Penelitian Tindakan (Action
Research)
Penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu
kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Penelitian
tindakan merupakan mengembangan penelitian terpakai atau apllied research, dalam
hal ini peneliti bersifat sebagai :
1) Pemeran
aktif kegiatan pokok.
2) Agen
perubahan atau agent of change,
3) Subjek atau
objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan
secara terencana oleh peneliti.
d. Penelitian Ex-postfacto
Penelitian
ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi
ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu
penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas dengan
variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat, sudah
terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak
kembali jika memungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.
e. Penelitian korelasional
Penelitian
korelasional adalah menelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau
beberapa variabel denga variabel lain. Variabel yang digunakan untuk
memprediksi disebut variabel prediktor atau variabel bebas, sedangkan variabel
yang diprediksi disebut variabel kriteria atau variabel terikat. Penelitian
korelasional merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam
koefisien korelasi.
f. Penelitian
kausal komparatif
Penelitian
komparatif adalah penelitian diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat
berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang
menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian kausal-komparatif
merupakan jenis penelitian expostfacto, yaitu bahwa penelitian tersebut
dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena
perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah
berlangsung lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana
dalam penelitian eksperimen.
1.
Metode
Penelitian Deskriptif
a. Hakikat Metode Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Sukmadinata,
N. S, (2011), adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif berupa pengumpulan dan pengukuran data yang
berbentuk angka.
b. Karakteristik Metode Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai
karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa (1)
penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan
cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan
secara cermat. (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan
(3) tidak adanya uji hipotesis.
c.
Jenis-Jenis
Metode Penelitian Deskriptif
Menurut Nazir (1988: 64-65)
mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat
yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1) Metode
survei
Metode survei adalah penyelidikan
yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988:
65).
Kerlinger mengemukakan bahwa metode
survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan
antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda
dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya
dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research
memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan
survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada
aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007:
11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang
termasuk dalam metode survei yakni:
- Survei kelembagaan (institutional survei)
- Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
- Analisis dokumen (documentary analysis)
- Analisis isi (content analysis)
- Survei pendapat umum (public oppinion survey)
- Survey kemasyarakatan (community survey)
Nazir (1988: 65) dalam bukunya
Metode Penelitian, mengemukan terdapat banyak sekali penelitian yang dapat
dilakukan dengan menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah
kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei masalah politik,
survei masalah pendidikan, dan lain sebagainya.
2) Metode
deskriptif kesinambungan
Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan
sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan
kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji
dalam suatu periode yang lama.
Menurut Nazir (1988: 65)
mendefinisikan metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive
research sebagai kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus
menerus atas suatu objek penelitian. Salah satu contoh metode penelitian
deskriptif berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930)
yang mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado
State College of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan
dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat
persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
c.
Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan
diri secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari
sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan
kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa,
sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik
secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian
khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982)
merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang
subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122)
dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian
tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau
khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter
yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari
sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake
(2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik
dan fungsinya, yakni:
- Penelitian studi kasus mendalam
- Penelitian studi kasus instrumental
- Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007)
juga membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi
kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat
langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara singkat
seperti di bawah ini:
a) Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan
pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan
pengkajian ulang penelitian.
b) Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik
pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan
bukti studi kasus yang terkumpul.
c) Melakukan pengembangan, implikasi,
dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya
melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa
langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan
rumusan tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta
proses-proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta
pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang
digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4) kumpulkan data; 5)
organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat
interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan
serta implikasi dari hasil penelitian.
d.
Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku
Metode Penelitian mengemukakan bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci
aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Lebih lanjut Nazir mengemukakan
bahwa studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh,
petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan
tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif.
e.
Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan
tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada
suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau
dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan
bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve)
dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan
meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh
praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian
tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan
dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah,
guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan
yang sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research).
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982)
mengungkapkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat model yang
digunakan yakni siklus yang akan selalu berputar, seperti pada gambar berikut
ini:
Dari gambar tersebut dapat kita
ketahui bahwa model di atas merupakan model siklus yang akan selalu berputar.
Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Bilamana peneliti belum puas dengan hasil yang diperoleh, maka dapat
dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan
langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas dengan hasil yang
diperoleh.
f.
Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan
kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok
permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang
sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses
penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi
Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah
untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material
yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi
praktek penelitian di lapangan.
g.
Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11)
penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Dalam buku metode penelitian
karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode
penelitian komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:
- Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
- Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
- Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
- Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
- Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
- Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
- Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
- Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam
studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan
teliti literatur yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa
serta asumsi-asumsi yang dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara
memilih subjek yang digunakn dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan,
dan mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang
sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab
akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik
statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi
kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
d. Pengembangan Rancangan Metode Penelitian Deskriptif
Rancangan atau
desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan
dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dengan
demikian maka pengembangan rancangan deskriptif menjelaskan langkah-langkah
sistematis yang ditempuh dalam penelitian deskriptif.
1)
Mengidentifikasi dan Memilih
Masalah yang Akan
Diteliti
Identifikasi masalah merupakan upaya mengelompokam, mengurutkan sekaligus
memetakan masalah berdasarkan bidang-bidang studi, (Sukmadinata,
N.S, 2011). Identifikasi masalah pada umumnya
mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan
dengan masalah atau variabel yang akan diteliti, Riduwan, (2009).
Menurut
Sukmadinata, N. S, (2011), dalam
megidentifikasi masalah sebaiknya menggunakan sumber, baik sumber resmi
pernyataan resmi, kesimpulan seminar atau kenyataan faktual. Melalui proses ini
maka akan dapat diketahui gambaran masalah yang akan diteliti. Gambaran masalah
yang telah teridentifikasi dihubungkan, dibandingkan satu sama lain, kemudian
diurutkan berdasarkan rangking yang paling penting, mendesak sampai paling
kurang. Meskipun telah diurutkan berdasarkan tingkat urgensi, masalah-masalah
yang telah teridentifikasi perlu dipilih dengan pertimbangan minat dan
kemampuan peneliti, lokasi dan sumber data, waktu, dana dll.
Menurut
Sukmadinata, N. S, (2011), untuk
memecahkan masalah atau menentukan suatu tindakan diperlukan sejumlah
informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui proses penelitian deskriptif.
Masih menurut Sukmadinata, N. S, (2011),
bahwa ada beberapa informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskriptif
bagi pemecahan masalah yaitu : 1) bagaimana keadaan
sekarang, 2) informasi yang kita inginkan dan 3) bagaimana sampai ke sana,
bagaimana mencapainya.
2)
Merumuskan
dan Mengadakan Pembatasan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, lalu perlu dirumuskan. Rumusan
masalah merupakan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait
dengan fokus masalah (Sukmadinata, N. S,
2011). Perumusan ini penting, karena
berdasarkan rumusan tersebut maka peneliti dapat menentukan metode penelitian,
metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan penyimpulan hasil
penelitian.
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah, terfokus, dan tidak melenceng ke mana-mana (Riduwan,
2009). Perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan
menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai dan akhirnya akan menentukan
rancangan penelitiannya. Perumusan masalah berhubungan dengan tujuan dan metode
yang digunakan, (Sukmadinata, N. S,
2011). Kalau tujuan penelitian diarahkan untuk memperoleh gambaran dan
deskripsi secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif maupun
kualitatif.
Jika tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan atau komparasi suatu
variabel maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif korelasi atau komparasi. Selain untuk mendeskripsikan suatu
fenomena, penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun
untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Suharsimi,
A, (2005), menyatakan karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga
dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif.
3) Melakukan Kajian Pustaka
Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya
pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan
penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka. Tujuan kajian pustaka
adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti,
memperdalam pengetahuan tentang obyek (variabel) yang diteliti, mengkaji teori
dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian
terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.
Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber
primer dan sekunder. Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis oleh
orang lain secara langsung mengalami, melihat dan mengerjakan sendiri. Sumber
sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang lain. Bahan pustaka yang
biasanya tersedia diperpustakaan adalah ensiklopedia, kamus, buku-buku teks dan
buku referensi, buku pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian,
majalah, jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi.
4)
Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan
Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan dasar, yaitu
suatu pernyataan atau sesuatau yang diakui kebenarannya atau dianggap benar
tanpa harus dibuktikan lebih dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan
berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada tiga
jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual, asumsi situasional dan asumsi
operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu
konsep atau teori. Asumsi situasional diperlukan untuk mengantisipasi adanya
kondisi lokal atau situasi yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi
berlakunya suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan
penelitian. Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah operasional yang
masih dalam jangkauan pengendalian peneliti, (Ibnu, Mukhadis, Dasna, 2003).
5)
Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang diteliti.
Penelitain deskriptif diperlukan perumusan hipotesis atau tidak tergantung pada
masalah dan tujuan yang telah dirumuskan, (Sukmadinata, N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk membuat
penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghungkan,
tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, sebuah penelitian deskriptif yang
dirancang untuk membuat komparasi atau hubungan perlu merumuskan hipotesis.
6)
Menentukan Populasi,
Sampel, Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang
berbeda pada sustu wilayah dan memenuhi sayarat-syarat tertentu berkaitan masalah yang diteliti, (Martono, N, 2011).
Kemudian dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keaadan tertentu
yang akan diteliti. Terkait dengan hal ini dalam penelitian deskriptif juga
dilakukan penentuan sampel baik dengan teknik probability maupun non probability.
7)
Menentukan Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.
Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data.
Sumber data dan jenis data yang akan dikumpulkan harus jelas. Instrumen
penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas (kesahihan) dan
reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai
dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen pengumpul data
perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis butir tes, uji kesahihan dan
uji keterandalan. Dalam penelitian deskriptif kuantitaif, instrumen yang sering
digunakan adalah angket (kusioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.
8)
Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa
teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi dan studi dokumenter,
Sukmadinata, N. S, (2011). Terdapat
perbedaan penelitian deskriptif dengan penelitian survey dalam hal teknik
pengumpulan data. Menurut Sukmadinata, N. S,
(2011), kajian deskriptif lebih luas dibanding survey karena mencakup
penelitia observasi dan studi dokumenter, sedangkan survey terbatas pada
penggunaan wawancara dan angket.
Wawancara
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan dengan
responden atau narasumber. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyataan atau
penrnyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, (Sugiyono, 2010).
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, (Sukmadinata, N. S, (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik
studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun elektronik.
9)
Analisi Data
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian
dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk
angka-angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian
kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka.
Data yang
bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan
mengguakan statistis. Statistik deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat
kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa
adanya. Statistik deskriptif bisa berupa
rata-rata hitung (mean), median, modus,
kadang-kadang persentase dll. Menurut Sugiono, (2010), statistik
deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui
analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisi regresi dan membuat
perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.
10) Menarik Kesimpulan
atau Generalisasi
Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan
penelitian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada
runtutan yang jelas. Jika rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian
deskriptif hanya ingin menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif maka
kesimpulan yang dikemukakan hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian
deskriptif yang bersifat membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan
akhir menggambarkan adanya perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang
diteliti.
e. Langkah-langkah Umum Metode
Penelitian Deskriptif
Dalam
melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang sering
diikuti adalah sebagai berikut:
1)
Memilih dan
merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut
serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2)
Menentukan
tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.
3)
Menelusuri
sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin
dipecahkan.
4)
Merumuskan
hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit.
5)
Melakukan kerja
lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok
untuk penelitian.
6)
Membuat
tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat
dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
7)
Memberikan
interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah
yang ingin dipecahkan.
8)
Mengadakan
generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari
penelitian.
9)
Membuat laporan
penelitian dengan cara ilmiah.
Pada bidang
ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka
teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah
berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk
model matematika.
2. PENELITIAN KUANTITATIF
a. Hakikat Penelitian Kuantitaif
Pada
hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan
filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah
penelitian dipecahkan dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan
hipotesis yang dideduksi dari teori-teori yang bersifat universal dan umum,
sehingga kesimpulan dalam bentuk hipotesis inilah yang akan diverifikasi secara
empiris melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statistika inferensial.
Pengamatan kuantitatif
melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu
dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu.
Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga
dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap penelitian yang
didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik
lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan
atau angka atau kuantitas. hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan
maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.
b. Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif
1) Penelitian
kuantitatif disebut juga penelitan rasionalistik, fungional, positivisme, dan
penelitan dengan pola pencarian kebenaran dari luar.
2) Penelitian
kuantitatif mengisolasi variabel-variabel dan kemudian menghubungkannya dalam
hipotesis. Selanjutnya menguji hipotesis itu dengan data yang dikumpulkan.
3) Dalam
penelitian kuantitatif variabel-variabel menjadi alat atau komponen utama dalam
melakukan analisis,
4) Dalam
kegiatannya, penelitian kuantitatif memandang melalui lensa kecil, melihat dan
memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.
5) Dalam
pengumpulan data, penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang ditentukan
terlebih dahulu, dan instrumennya sangat tidak fleksibel dan juga tidak
reflektif yaitu tidak mengandung interpretasi.
6) Penelitian
kuantitatif menuntut jawaban yang pasti, jelas, tidak ambigu, dan oleh karena
itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin sangat tepat dalam pengumpulan
data.
7) Pada umumnya
penelitian kuantitatif bermain dengan angka-angka, yaitu mengkuantifikasi
sampel terhadap populasi, dan mengangkakan karakteristik variabel-variabel
penelitian.
8) Penelitian
kuantitatif kelihatannya dihubungan dengan ilmu-ilmu alamiah sehingga metode
ini dianggap metode ilmiah, dan menganggap metode kualitatif yang tidak
dihubungkan dengan ilmu-ilmu alamiah, tidak ilmiah.
Karakteristik Metode
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
No.
|
Metode Kuantitatif
|
1.
|
A. Desain
a.
Spesifik, jelas rinci
b.
Ditentukan secara mantap sejak awal
c.
Menjadi pegangan langkah demi langkah
|
2.
|
B. Tujuan
a.
Menunjukkan hubungan antar variablel
b.
Menguji teori
c.
Mencari generalisasi yang mempunyai nilai preduktif
|
3.
|
C. Teknik Pengumpulan Data
a.
Kuesioner
b.
Observasi dan wawancara terstruktur
|
4
|
D. Instrumen Penelitian
a.
Test, angket, wawancara terstruktur
b.
Instrumen yang telah terstandar
|
5.
|
E. Data
a.
Kuantitatif
b.
Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrument
|
6.
|
F. Sampel
a.
Besar
b.
Representatif
c.
Sedapat mungkin random
d.
Ditentukan sejak awal
|
7.
|
G. Analisis
a.
Setelah selesai pengumpulan data
b.
Deduktif
c.
Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
|
8.
|
H. Hubungan dengan Responden
a.
Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b.
Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
c.
Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
|
9.
|
I. Usulan Desain
a.
Luas dan rinci
b.
Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti
c.
Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-lankahnya
d.
Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e.
Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f.
Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
|
10.
|
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat diselesaikan
|
11.
|
K. Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan
reabilitas instrumen
|
c. Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif
a. Penelitian
Deskriptif
Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan memberikan uraian atau gambaran
mengenai fenomena atau gejala social yang diteliti dengan mendeskripsikan
variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) berdasarkan
indikator-indikator dari variable yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antar variable yang diteliti guna untuk eksplorasi atau
klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti. (Iskandar, 2008:61). Contoh bagaimana kecerdasan emosi
siswa SMU 1 di Kota .....?, maka peneliti harus mampu mendeskripsikan
kecerdasan emosi berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosi, misalkan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri dan kemahiran sosial.
Cara menyajikan laporan penelitian deskriptif dengan dua cara yaitu dengan menggunakan ukuran kuantitatif mislanya berbentuk mean atau persentase, atau dengan deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan suatu dari angka-angka maupun dihubungkan dengan teori-teori yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Analisa deskriptif digunakan untuk membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variabel-variabel yang diteliti atau merangkum pengamatan penelitian yang telah dilakukan tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dari data yang diperoleh dari populasi atau sampel. Statistik deskriptif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan, penyajian dan peringkasan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang diperoleh dilapangan. Ada beberapa teknik statistik deskriptif yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data, antara lain: dengan uji mean, median dan modus
b. Penelitian
Komparatif
Pola
penelitian ini adalah membandingkan sutu variabel atau lebih dengan sampel
besar, atau penelitian dilakukan dengan mengkaji beberapa fenomena sosial.
Contoh: Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa laki-laki dan
perempuan di MTsN 01 ......? Dalam penelitian ini biasanya teknik analisa
data yang digunakan adalah ’t ’test atau ’F’test.
c. Penelitian
Korelasi
Penelitian
ini sering disebut dengan penelitian sebab akibat, dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian
ini dibangun dengan teori yang sudah matang, yang berfungsi untuk mengatahui,
meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Ada beberapa teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan korelasi produc moment,
Korelasi Phi, Kooefisien Kontingensi, Korelasi Rh, Chi Kuadrat, atau Regresi.
d. Penelitian
Eksperimen
Adalah suatu
penelitian yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau
lebih variabel bebas serta mengamati variabel-variabel terikat, untuk melihat
perbedaan sesuai variabel bebas tersebut. Penelitian ini juga dapat diartikan
sebagai sebuah penelitian yang ingin mengetahui sebab akibat dari
perlakuan (treatment) kepada kepada kelompok eksperimen.
Misal sebuah penelitian ingin mengetahui pengaruh kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terhadap prestasi belajar siswa kelas I. Kemudian kelas di bagi 2 lokal kelas IA dan IB, dan dilakukan tes awal (pretest) pada keduanya untuk mendapatkan nilai. Setelah itu kelas IA diberlakukan dengan sistem KTSP, dan kelas IB tetap menggunakan KBK, setelah itu dievaluasi hasilnya.
e. Penelitian
Expos Facto
Penelitian
ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa
yang terjadi dan kemudian mengamati latar belakang faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kejadian tersebut. Contoh: Penelitian tentang
sebab-sebab terjadinya tawuran antar SMU di ......
f. Penelitian
Survei
Penelitian
survei adalah penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap
suatu gejala yang menggunakan system sampling. Ciri khas penelitian ini adalah
data yang dikumpulkan menggunakan angket yang diberikan kepada responden.
Misal penelitian tentang ”Persepsi Masyarakat Kec. ....... tentang Pendidikan
Budi pekerti di Sekolah Dasar”
d. Rancangan/Desain Penelitian Kuantitatif
Sampai saat ini masih ada
perbedaan pemahaman tentang makna dan fungsi rancangan penelitian (desain
penelitian) dan proposal penelitian (usulan penelitian). Proposal penelitian
berisi rancangan seluruh kegiatan penelitian yang akan dilakukan dari masalah
yang akan diteliti sampai pada biaya dan pelaksanaan penelitian. Adapun desain
penelitian merupakan bagian dari metodologi dalam sebuah proposal penelitian.
Sebuah desain penelitian akan menjelaskan secara rinci hal-hal yang terkait
dengan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga setiap orang
akan dapat mengetahui proses metodologis penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Hal ini penting sebagai pengecekan ulang hasil penelitian (oleh orang
lain atau peneliti lain) bila diketemukan suatu keraguan atas hasil penelitian
tersebut.
Dari katerangan di atas, dapat diketahui bahwa rancangan/desain penelitian dalam sebuah proposal, skripsi, tesis, disertasi ataupun laporan penelitian biasa ditulis dalam bab tersendiri atau sub-bab yang diberi judul metode penelitian.
Dari katerangan di atas, dapat diketahui bahwa rancangan/desain penelitian dalam sebuah proposal, skripsi, tesis, disertasi ataupun laporan penelitian biasa ditulis dalam bab tersendiri atau sub-bab yang diberi judul metode penelitian.
Pada umumnya oang membedakan
dua kelompok desain penelitian, yaitu desain penelitian kuantitatif dan desain
penelitian kualitatif. Sebagai penelitian ilmiah, baik kuantitatif maupun
kualitatif, keduanya memerlukan sebuah desain yang cocok dengan model
penelitiannya. Dari desain ini pula kita bisa mengetahui model penelitian yang
dilakukan, apakah kuantitatif ataukah kualitatif.
Pertimbangan penting apakah
peneliti memilih model penelitian kuantitatif ataukah kualitatif, tergantung
pada apa yang akan dilakukan peneliti terhadap data yang dicari. Kalau dia akan
melakukan ukur mengukur dalam mengumpulkan data, maka model penelitian yang
tepat untuk dipilih adalah model penelitian kuantitatif. Namun bila yang ingin
diketahui berupa makna di balik data yang dihadapi, maka model penelitian
kualitatif yang cocok.
Lebih pengkapnya,
desain/rancangan penelitian kuantitatif adalah meliputi Desain penelitian,
Populasi dan sampel, Penjabaran variabel penelitian, Metode pengumpulan data,
Definisi operasional dan instrumen pengumpulan data, Prosedur pengumpulan data,
Metode dan prosedur analisis data.
Langganan:
Postingan (Atom)